Teristimewa Dalam Hubungan

LVWM
3 min readDec 25, 2023

--

Ilustrasi Adik perempuanku (Sumber: Freepik/master1305)

Bagaimana kita menggambarkan orang yang kita kasihi? Semakin spesifik, semakin bagus. Aku akan mulai dari adik kecilku. Ia memiliki mata almond besar dengan bulu mata panjang. Hidungnya sedikit pesek namun mungil. Pipinya tembam dan perawakannya lebih tinggi dari anak-anak seumurannya. Jika orang tidak tahu usianya, mungkin akan mengira ia berumur belasan tahun. Rambutnya kecokelatan dan sedikit bergelombang. Ia memiliki senyum yang manis, sampai-sampai aku selalu mengira ia akan terkenal di masa depan.

Hubungan kami cukup istimewa, ia salah satu orang terdekatku. Aku mengasihinya, namun lebih dari itu. Aku menyukai interaksi kami, bagaimana kami bercakap-cakap dan bertukar pikiran. Ketika aku bersamanya, cerita-cerita pendek penuh makna sering ku bagikan. Aku ingin dia melihat dunia dengan lebih luas. Apalagi ia sering menonton reels yang beragam. Jangan sampai ia terjebak dalam arus waktu.

Suatu hari aku pulang ke rumah selepas dari kantor. Hanya dia yang menyambutku. Entah mengapa sore itu aku sangat lelah. Tangis yang ku tahan-tahan sejak dalam kereta pulang akhirnya pecah. Aku memeluknya sangat erat, ia membalas pelukanku dan bertanya, “Kakak, kenapa?” Aku terus menangis hingga puas.

“Capek banget. Ingin pergi rasanya,” jawabku lirih.

“Pergi dari mana?”

“Kerjaan. Aku tidak menyukainya, sayang.” Kami kembali berpelukan. Saat itu kami di dapur, terduduk di lantai dingin.

Ilustrasi Aku dan adikku berpelukan (Sumber: Freepik/prostooleh)

Yang ku butuhkan hanyalah pelukan dan kasih sayang. Buktinya, satu minggu kemudian semua baik-baik saja. Aku kembali semangat dan bekerja seperti biasanya. Lagi-lagi karena tidak ingin merepotkan orang lain. Aku harus bertumbuh bukan? Dan pertumbuhan membutuhkan proses yang tidak mudah. Seperti biji bunga yang harus pecah agar bisa berkecambah.

Orang yang kita kasihi biasanya adalah orang yang menerima kurang-lebihnya kita. Mereka tidak menghakimi maupun memaksa kita untuk berubah, bahkan jika perubahan itu memang baik adanya. Namun, mereka menemani hingga kaki kita kuat melangkah, hingga hati keras kita melembut. Mereka tidak pernah pergi.

Mungkin tolak ukur sederhana ini bisa kita gunakan untuk menyaring seseorang. Siapa-siapa saja yang bisa berbagi hidup lebih jauh dan panjang dengan kita, serta yang tidak bisa. Sehingga kita pun tidak perlu melukai diri sendiri dan orang lain dengan berharap mereka menerima kita. Yang ingin pergi, silahkan pergi. Yang ingin tinggal, silahkan tinggal.

Siapa saja mereka? Sampaikan terima kasih kepada mereka yang tetap hadir dalam suka dan duka. Tidak semua orang ingin memberi waktunya bagi kita bukan? Dan bagi mereka yang pergi, doa adalah senjata terkuat agar hubungan tidak terputus. Seseorang pernah berkata padaku jika kita perlu merawat hubungan dengan mereka yang mulai jauh. Setidak-tidaknya tali silahturahmi itu tidak rusak. Karena kita tidak tahu masa depan akan seperti apa. Mungkin melalui orang jauh ini, benang merah hidup kita akan berubah.

--

--

LVWM
LVWM

No responses yet